-->


Pelatihan Kewirausahaan UMKM di Kota Sukabumi: Langkah Strategis atau Tantangan Baru?

Posting Komentar


Pelatihan kewirausahaan UMKM yang digelar Pemerintah Kota Sukabumi di Hotel Balcony pada 11 Februari 2025 menjadi salah satu upaya konkret dalam mendorong pertumbuhan ekonomi lokal.

Dengan menggandeng berbagai pemangku kepentingan, seperti Dinas Koperasi, UMK, Industri, dan Perdagangan (Diskumindag) Kota Sukabumi serta narasumber dari praktisi bisnis, kegiatan ini bertujuan untuk membekali pelaku usaha dengan keterampilan dan wawasan yang lebih luas dalam mengelola bisnis mereka.

Namun, sejauh mana efektivitas pelatihan ini dalam menciptakan wirausahawan baru? Apakah program ini mampu menjadi solusi jangka panjang bagi tantangan ekonomi lokal?

Salah satu alasan utama diselenggarakannya pelatihan ini adalah untuk mengatasi permasalahan pengangguran di Kota Sukabumi. Pj. Wali Kota Sukabumi, Kusmana Hartadji, menekankan bahwa minimnya lapangan pekerjaan dan tingginya angka tenaga kerja yang belum terserap menjadi tantangan serius yang harus dipecahkan.

Dengan memberikan edukasi kewirausahaan, pemerintah berharap peserta dapat beralih dari pencari kerja menjadi pencipta lapangan pekerjaan. Hal ini tentu sejalan dengan tren ekonomi global yang semakin mendorong sektor UMKM sebagai pilar utama perekonomian daerah.

Namun, ada tantangan besar yang perlu diperhatikan. Tidak semua orang yang mengikuti pelatihan otomatis akan menjadi wirausahawan sukses. Faktor modal, jaringan bisnis, serta daya saing produk masih menjadi kendala utama.

Oleh karena itu, pelatihan ini harus diikuti dengan program pendampingan yang lebih intensif agar peserta tidak hanya memperoleh teori, tetapi juga bisa langsung menerapkannya di dunia nyata.

Keberhasilan sebuah pelatihan dapat diukur dari dampaknya terhadap peserta. Ada beberapa aspek yang perlu dianalisis untuk menilai efektivitas kegiatan ini:

Pertama, pelatihan ini mencakup bidang fashion, craft, food and beverages, sektor yang memiliki potensi besar di Sukabumi. Namun, penting untuk memastikan bahwa materi yang disampaikan benar-benar sesuai dengan kebutuhan peserta, baik dalam aspek teknis maupun pemasaran.

Kedua, tidak semua peserta memiliki latar belakang kewirausahaan. Oleh karena itu, pelatihan ini seharusnya tidak hanya berfokus pada keterampilan produksi, tetapi juga membangun mental wirausaha, seperti keberanian mengambil risiko, inovasi dalam bisnis, dan strategi pemasaran digital.

Ketiga, banyak pelatihan kewirausahaan yang berakhir tanpa tindak lanjut yang jelas. Idealnya, setelah pelatihan ini, peserta mendapatkan akses ke program pendampingan, misalnya melalui inkubasi bisnis, akses permodalan, atau kemudahan perizinan usaha.

Keempat, keberhasilan pelatihan ini tidak hanya diukur dari berapa banyak peserta yang berhasil memulai usaha setelahnya, tetapi juga dari seberapa lama mereka dapat bertahan dan berkembang di dunia bisnis.

Meskipun pelatihan ini memiliki banyak manfaat, ada beberapa tantangan yang perlu diperhatikan agar program ini benar-benar memberikan hasil yang maksimal, seperti banyak UMKM menghadapi tantangan dalam menembus pasar yang lebih luas, terutama dengan maraknya bisnis online dan produk dari luar daerah.

Modal dan akses pendanaan juga menjadi tantangan lainnya. Tidak semua peserta memiliki modal untuk langsung memulai usaha setelah pelatihan. Selain itu, perlu ada strategi pemasaran dan distribusi yang matang agar produk UMKM bisa bersaing.

Pelatihan kewirausahaan ini merupakan langkah strategis yang patut diapresiasi, terutama dalam konteks mengatasi pengangguran dan memperkuat sektor UMKM di Kota Sukabumi. Walakin, keberhasilannya tidak hanya bergantung pada pelaksanaan pelatihan itu sendiri, tetapi juga pada dukungan lanjutan yang diberikan kepada peserta.

Diperlukan pendekatan yang lebih komprehensif, seperti kemitraan dengan industri, kemudahan akses permodalan, serta ekosistem bisnis yang mendukung pertumbuhan UMKM secara berkelanjutan. Dengan demikian, pelatihan ini bukan hanya menjadi agenda seremonial, tetapi benar-benar menghasilkan dampak nyata bagi masyarakat.

Kewirausahaan bukan memang berkaitan erat dengan mencari keuntungan, tetapi kita juga dituntut untuk menciptakan manfaat bagi komunitas dan lingkungan. Jika dikelola dengan baik, program seperti ini bisa menjadi salah satu solusi nyata dalam membangun masyarakat yang lebih mandiri dan sejahtera.(K-W)

Kang Warsa
Sering menulis hal yang berhubungan dengan budaya, Bahasa, dan kasukabumian.

Informasi Lainnya

Posting Komentar

Berlangganan